Eeerrr….what? Bukannya Penang itu pulau? Nah, pulau kan dikelilingi laut, yang artinya pasti banyak pantai di setiap tepi laut. Kenapa bisa susah?
Pantai Shamrock di Penang
Pekan lalu kami ke Penang untuk long weekend karena Federal Territory Day. Sebenarnya saya agak males, tapi Puput ngotot ingin ke Penang karena pengen nyeberang Jembatan Penang yang baru, Jambatan Sultan Abdul Halim Muadzam Shah. Ini adalah kali ke 3 kami ke Penang, yang pertama ketika masih unyu-unyu dan menyeberang Jambatan Penang (Penang Bridge) dengan bus. Yang kedua, dua tahun lalu, naik pesawat. Makanya, Puput pengen banget bisa nyeberang jembatan baru yang dibuka tahun 2014. Jembatan Penang Ke-2 ini adalah jembatan terpanjang di Malaysia sekaligus di Asia Tenggara dengan panjang mencapai 24 km. Panjang ya? Tapi, untuk urusan jembatan biar nanti Puput yang bikin tulisan tersendiri.
Kembali ke masalah pantai. Kali ini kami memang sengaja ke Penang dan melewatkan wisata mainstream seperti Bukit Bendera, Kek Lok Si, dan street art di Georgetown karena sudah dua kali melewati rute yang sama. Sengaja kali ini adalah wisata santai glundungan di kasur hotel dan ke pantai. Continue reading Susahnya Cari Pantai di Penang→
Sesuai jadwal awal, hari ini tanggal 29 September 2013 pukul 00.01 TFP ronde 27 dengan tema JEMBATAN resmi ditutup. Terima kasih buat semua blogger-blogger yang sudah berpartisipasi, akhirnya total ada 51 foto yang dikirim. Kami akan segera mengumumkan pemenangnya malam ini. Sekali lagi, terima kasih…. Untuk mengetahui siapa pemenangnya silakan melipir ke sini
Tidak disangka tak dinyana foto Oliq lari-lari di Ujung Genteng dinyatakan sebagai pemenang di ronde 26 dengan tema Skyfall oleh @masjuli.
The sky is falling. Run, baby, run!
Untuk itu kami mengundang kawan-kawan pejalan mengikuti ronde berikutnya. Setelah dua kali dihadapkan dengan tema yang abstrak yang diinterpretasikan sendiri oleh para pengirimnya, kali ini kami memutuskan untuk mengambil tema yang mudah.
Jembatan
Mengapa jembatan? Ada beberapa alasan mengapa kami memilih jembatan. Pertama, jembatan adalah karya manusia yang membentang di atas alam, yaitu sungai. Jembatan juga seringkali menjadi ikon sebuah kota atau tempat. Dan yang pasti, kami sangat suka memfoto (dan berfoto di) jembatan.
Simbok lagi opo sih? (Stavanger, 2013)
Jembatan Bangkirai
Kawan-kawan juga ingat beberapa waktu yang lalu ada foto anak-anak sekolah yang sedang menyeberangi jembatan rusak menghebohkan nusantara? Jembatan ternyata juga menjadi saksi bisu perkembangan zaman. Foto jembatan tidak melulu menggambarkan sebuah bangunan belaka, melainkan dapat mengilustrasikan human interest story di baliknya.
Crossing Golden Gate Bridge (San Francisco, 2012)Megahnya Jembatan Barelang (Batam, 2013)A happy happy lalala family (Sydney 2012)
Alasan yang lain adalah kami berharap Turnamen Foto Perjalanan ini mampu menjembatani para pejalan-pejalan Indonesia walaupun seringkali hanya dapat bertemu di dunia maya.
Ayo buruan pilih foto jembatan terbaikmu!
Aturan main Turnamen Foto Perjalanan :
1. Turnamen foto perjalanan ronde 27 berlangsung mulai : 18 September 2013 – 28 September 2013, jam 23.59 WIB.
2. Foto harus hasil karya sendiri.
3. Peserta lomba TFP bebas mengupload foto dimana saja, asalkan milik/akun sendiri. Cth; Web, Twitpict, Blog, dll
4. Submit foto pada kolom comment artikel ini dengan format berikut :
– Nama/nama blog/nama Twitter
– Link blog
– Judul/Keterangan foto
– Link foto (maksimal ukuran 600 pixel)
5. Foto tidak boleh mengandung unsur SARA atau menghina pihak lain.
6. Semakin cepat upload, semakin besar juga menjadi yang terposting diatas.
7. Pengumuman pemenang: 2-3 hari setelah batas akhir turnamen pada ronde tersebut.
Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia, Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?
1. Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
2. Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication.
Siapa saja yang bisa ikutan? 1. (Travel) blogger – Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
2. Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
3. Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
4. Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.
Nggak punya blog tapi ingin ikutan? 1. Oke deh, ga apa-apa, kirim sini fotomu. Tapi partisipasimu hanya sebatas penyumbang foto saja. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
2. Eh tapi, kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang kok, pakainya.
Hak dan kewajiban tuan rumah: 1. Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya
2. Memilih tema
3. Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi
4. Meng-upload foto-foto yang masuk
5. Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun)
6. Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan)
Saksi Bisu Perang Dunia – Bosnia & Herzegovina
Stari Most atau Mostar Old Bridge menyimpan satu cerita pahit tentang kejamnya perang dunia di tahun 1993. Jembatan berumur 400 tahun lebih ini sempat hancur karena bom sebelum akhirnya dipugar kembali untuk menghubungkan dua sisi kota Mostar.
Jembatan Merah
Sungai-sungai kecil di Oku No In menambah hawa segar di Gunung Koya. Tak hanya diwarnai oleh dedaunan yang mulai berubah warna, Oku No In, sebuah tempat pemakaman tua klasik dihiasi dengan jembatan berwarna merah.
Chain Bridge – Budapest
Budapest yang adalah ibukota Hungaria terdiri akan 2 kota: Buda dan Pest.
Untuk menghubungi kedua kota ini, maka Chain Bridge pun dibangun sejak tahun 1849.
Umur boleh tua, tapi fungsi dan tampilannya tetap menawan.
Inilah Indonesia yang sesungguhnya, bukan jembatan sebagai landmark tapi jembatan kayu, rapuh, dan tak terawat. Saya sedang dalam perjalanan dari Doda menuju Lembah Bada, setelah 2 hari 1 malam non stop berjalan di titik terakhir menjelang desa saya harus melewati jembatan ini. Pandangan sudah berkunang-kunang, kaki sudah gemetaran dan masih harus melewati jembatan gantung bak di film horor. Sementara saya ketakutan, penduduk sekitar melewatinya dengan santai dengan sepeda motor. Indonesia bukanlah soal jembatan indah yang lalu menjadi landmark. Tapi soal jembatan yang rapuh, rusak dan tidak terawat.
Jembatan ini cukup panjang dan mulai ada atas inisiatif pihak TNGGP untuk menghindari jalur tanah yang seketika bisa berubah menjadi rawa ketika hujan. Jembatan ini membentang selepas melewati Telaga Biru Cibodas, sampai jalur pendakian menuju Panyangcangan atau Air Terjun Cibodas. Rawa yang membentang di bawah jembatan ini disebut “Rawa Gayongong”. Jembatan ini akan ditemui jika ingin mendaki Gunung Gede via Cibodas. Hati-hati melangkah, karena semennya yang cukup licin, dan ada beberapa kayu yang rapuh.
Jembatan uniq di sebuah perkampungan adat baduy yang masih sangat terjaga akan nilai nilai tradisinya, yang mungkin hanya ada di sini (baduy) yang tersisa di Banten atau mungkin di pulau jawa. Uniq karena ngak ada satu paku pun yang ada di jembatan ini dan orang – orang sering menyebutnya dengan jembatan GAJEBO
Saya dan Dansapar meluncur menuju Bogor, dari kos kami di Tangerang Selatan. Bergerak pagi-pagi benar, demi bersua dengan seorang idola, Sapardi Djoko Damono, di Kebun Raya Bogor (KRB). Saking semangatnya, kami datang terlalu awal. Untuk menunggu waktu, kami putuskan untuk jalan-jalan di seputaran rimbunnya KRB. Nah, di salah satu sudutnya, sebuah jembatan besi berwarna merah tergantung seadanya, kontras dengan sekelilingnya yang bernuansa hijau segar ..
– Bridge to heaven –
Jembatan ini mungkin terlihat biasa, tapi pemandangan diujung jembatan ini yang luar biasa, pantai pasir putih dengan langit biru cerah, bahkan sebelum melewati jembatan inipun sudah terdengar desiran ombak yang mengajak bermain di pinggir pantai, aahhh surga dunia
Puente de Angostura
Jembatan pertama di atas sungai Orinoco di kota Bolivar, Venezuela. Dibangun pada tahun 1967 dan hingga 2006 merupakan satu-satunya jembatan yg melintasi sungai Orinoco. Termasuk jembatan terpanjang di Amerika Latin.
Menuju Rumah
Keterangan: Perlu sebuah penghubung berupa jembatan kayu untuk bisa memasuki rumah ‘Belanda’ di Tondano, Sulawesi Utara, yang dibangun di atas sebuah kolam.
Gertak Kapuas
Keterangan: Dulunya pernah dinobatkan sebagai jembatan kayu terpanjang se-Asia Tenggara sebelum akhirnya beberapa sisi gertak diperbaiki dan berubah menjadi semen dan beton. Kayu belian yang digunakan di gertak (jembatan) ini memang mahal harganya sehingga banyak bagian gertak yang dicuri dan dijual oleh orang.
Jembatan Ampera. Urat nadi kehidupan di kota Palembang. Keberadaannya tak ubahnya mak comblang. Tanpa lelah menghubungkan Ulu dan Ilir agar senantiasa bergandengan tangan dan terus berdampingan secara harmonis. Ah, apalah arti hidup kami tanpa keberadaannya…
Berjalan antara pepohonan di ketinggian Canopy Bridge di Hutan Wisata Bukit Bangkirai. Melihat hamparan hijau pepohonan diatas hutan. sesekali tampak ada yang meloncat-loncat diantara dahan-dahan, dan yang tak kalah menarik adalah serombongan burung-burung yang terbang di atas pohon. sejauh mata memandang hanya hijau. untuk yang takut ketinggian, tidak disarankan untuk mencoba menaiki jembatan ini.
Jembatan Obong
Setiap tahun, kami melakukan ritual ‘ibadah’ malam tahun baru di Sydney. Atraksi utamanya adalah ‘membakar’ Sydney Harbour Bridge dengan kembang api warna-warni. Perayaan ini selalu diklaim sebagai pesta kembang api terbesar dan tercantik di dunia, dan mendatangkan ratusan ribu turis setiap tahunnya.
The Rainbow Bridge
Salah satu jembatan di Jepang yang sangat – sangat ingin saya seberangi dengan Jalan kaki *akhirnya sudah pernah*. Panjangnya hampir satu kilometer, menghubungkan pulau utama jepang dengan waterfront city odaiba. Jembatan ini dilewati oleh kereta, mobil hingga pejalan kaki. Sayang untuk pejalan kaki hanya diperbolehkan dari jam 9 Pagi sampai jam 9 Malam saja.
Jembatan Kayu di Pulau Tengah
Keterangan: Pulau Tengah, merupakan salah satu dari puluhan pulau-pulau cantik yang tersebar di Karimunjawa. Di bawah jembatan kayu ini, terdapat penangkaran ikan hiu. Ikan hiu di sini “relatif” jinak. Mengapa jinak? Menurut “pawang” hiu di sana, karena mereka diberi makanan yang cukup banyak setiap harinya, sehingga setelah kekenyangan mereka sudah tidak bernafsu lagi berburu apalagi menyerang manusia. Hmmm…mungkin untuk “menjinakkan” manusia pun sama caranya?
21. Ukke Wahyu Wartanti @ukkeday
Penang Bridge
Keterangan : Perlu perjuangan untuk foto di jembatan ini Tapi karena penasaran dengan jembatan yang menghubungkan pulau Penang dengan Butterworth tersebut, makanya tetap usaha untuk kesana. Sehari sebelum berhasil foto di jembatan itu, kita naik kapal ke Butterworth, rencana sih mau naik bus yg lewat sana tapi ternyata kendaraan ngga boleh berhenti, jadi gagal deh. Keesokan harinya sebelum ke Bandara, kita minta taxi driver untuk belok dulu ke Penang Bridge demi mendapatkan pose di jembatan itu. Untung aja taxi driver mau berkorban untuk minggirin mobilnya dan kita buru2 turun dan minta tolong dia untuk memotret kita bertiga.. whuaaaa legaa dehh..
Suku bajo tak lagi nomaden di laut. Mereka menetap di atas tiang-tiang yang tertancap ke dasar laut. Jembatan-jembatan ini adalah jalan yang menghubungkan setiap nafas di kampung ini.
Bahkan, jembatan ini punya juga punya nama seperti jalan aspal pada umumnya.
23. Maya Indah @chiemay_acc
Jembatan Suramadu dari kejauhan
oto Jembatan Suramadu dari kejauhan ini saya ambil ketika mengunjungi Armatim TNI AL Jawa Timur di Surabaya beberapa waktu lalu. Jembatan yang menghubungkan Surabaya dan pulau Madura, melintasi selat Madura tersebut, sampai saat ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Saya berharap dapat melintasinya dalam waktu dekat ini, dan tidak memandangnya dari jauh lagi
Keterangan: Senja itu semakin merah. Mentari perlahan bersembunyi ke balik bukit. Jembatan yang pagi tadi menyambut saya di pulau Kanawa, Flores menunjukan sisi anggun lainnya.
25. Diah (@dhst_)
Broken Bridge
Keterangan:
Meniti di sebuah jembatan yang kayu-kayu landasannya telah rusak, sesungguhnya pengunjung ini melakukan hal yang cukup berbahaya. Jika Ia tergelincir, maka di bawah jembatan telah menanti karang-karang tajam yang tersamarkan oleh air laut yang tengah pasang.
Jembatan Curug Omas
Curug omas terletak di daerah bandung di kawasan Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda. Curug ini adalah sebagai bukti bahwa disini pernah terjadi aktivitas tektonik yang menyebabkan adanya patahan lembang.
Keterangan Foto: Bersama mama tercinta diatas Jembatan Barito di Banjarmasin. Jembatan Barito adalah jembatan yang menghubungkan tepi barat sungai Barito (Kecamatan Anjir Muara) dan tepi timur Sungai Barito di (Kecamatan Alalak dekat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jembatan, yang tercatat dalam rekor Muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia ini, merupakan akses jalan Trans Kalimantan dari Banjarmasin menuju ke Palangkaraya dan sebaliknya. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter. (Sumber wikipedia). Kenapa orang-orang senang nongkrong di atas jembatan ya? Bikin macet!
Jembatan di Kampung Bajo, Pototano-Sumbawa
Keteangan Foto: Jembatan kayu ini adalah jembatan menuju dermaga yang ada di Kampung Bajo, Pototano-Sumbawa. Jembatan ini digunakan untuk penyebrangan dengan perahu dari Pototano menuju Pulau Kenawa.
Kapellbrücke bridge – Luzern
Luzern adalah kota kecil yang sangat menarik dengan kota tua yang dipenuhi dengan cobbled-stone streets dan lukisan-lukisan pada gedung-gedungnya. Jembatan Kapellbrücke ini merupakan jembatan yang unik karena terbuat dari kayu dan memiliki lukisan-lukisan di dalamnya menceritakan sejarah yang di dalamnya.
Tak terlihat kuat seperti jembatan baja atau beton yang megah. Namun jembatan akar ini memiliki pesona yang luar biasa. Ia tabah menopang siapa saja yang melintas di atasnya. Seperti aku dan anak sulungku Daffa’ yang usianya masih 6 tahun. Tak terlihat kuat sekuat orang dewasa yang terbiasa bertualang di alam bebas. Sejauh 30 kilometer, tanpa mengeluh, Daffa’ ikut trekking bersamaku di tanah adat Baduy, Banten Selatan.
keterangan foto : runtuh dimakan sang kala! jembatan di pantai olivier, belitung timur ini pernah jaya pada waktu nya…kapal tanker berlabuh!, kilang minyak tersebar di sepanjang pantai…sekarang dinikmati oleh pemancing lokal ) salam kenal!!
Judul Foto: Crossing the Lake
Keterangan: Gerombolan turis yang sedang menikmati Panda Lake di Taman Nasional Jiuzhaigou, Cina dari atas jembatan.
34. Yulin Masdakaty @LaJolieYula
RAPUH.
Dulu ia adalah milik Belanda yang digunakan untuk mengangkut apapun, dari seberang yang satu ke seberang yang lain. Terletak di daerah Talun Kenas, tak jauh dari Medan, ia yang kini sudah tua harus digantikan dengan jembatan baru yang jauh lebih muda dan perkasa. Tapi meski usang, pesonanya tetap tak aus dimakan jaman. Tuh buktinya, masih banyak yang suka foto-foto atau sekedar duduk di tengahnya, walau pemerintah sudah mencantumkan label “berbahaya” di depan.
Judul : Hanya Tinggal Kenangan
Keterangan : Jembatan yang terbuat dari baja ini masih terlihat kokoh, namun sayang hanya tinggal kenangan… Jasanya puluhan tahun silam menahan beban kereta penuh muatan penumpang maupun hasil perkebunan yang dibawa dari Magelang sudah dilupakan… cuma bisa dilihat dari kejauhan tanpa bisa dilewati lagi oleh kereta apalagi manusia… Hanya tinggal kenangan…
Judul : Mancing ikan di muara jembatan besi – Lokasi hunting foto di makasar
Keterangan : Ngikut orang yang mancing di area bawah jembatan, padahal nggak kenal. hi hi hi
37. Maesa @bearchocolate
Jembatan Ampera di Malam Hari
Jembatan Ampera yang rupawan berhiaskan lampu. Saya abadikan pada suatu malam di tahun 2008 yang silam .
38. Ari Murdiyanto @buzzerbeezz
Konstruksi Batanghari II
Keterangan : Di belakang sebuah truk bermuatan berat, saya dibonceng seorang kawan melintasi sungai Batanghari, sebuah sungai lebar yang membelah kota Jambi. Melalui Jembatan Batanghari II inilah kami melintas menuju Candi Muaro Jambi. Tak ingin kehilangan momen mengabadikan konstruksi jembatan dalam sebuah gambar, saya ambil kamera. Beruntung saya bisa memotret sebelum benar-benar melewati jembatan ini.
39. Fahmi Anhar @fahmianhar
Jembatan Talang Air
JEMbatan warisan Belanda ini terletak di sisi barat kampung saya di Magelang. Yang unik dari jembatan ini adalah, terdapat 2 tingkatan. Bagian atas jembatan digunakan untuk saluran irigasi dari bendungan Kali Progo yang hulunya ada di daerah Temanggung. Sedangkan jalur bawah digunakan untuk jembatan penyeberangan warga yang biasa melintas ketika pergi ke sawah. Jembatan ini menjadi salah satu spot favorit saya ketika jogging di pagi hari. *pencitraan* | *padahal lebih sering molor dikasur* | #abaikan
40. Selly @jolieselly
Satu pagi di Hangzhou
Hangzhou merupakan kota kecil yang penuh dengan taman indah, danau cantik yang terkenal dengan legenda siluman ular putih (white snake legend, serial ceritanya sempat merajai sinetron indonesia dulu) dan temple di atas bukit. Seorang teman mengatakan hangzhou tempat sempurna untuk tujuan honeymoon para newlywed, a romantic city. ketika berjalan mengelilingi kota melewati sebuah jembatan, tampaklah pemandangan jembatan ini. konstruksi jembatan dibuat tinggi di tengah agar perahu kecil penduduk setempat dapat tetap melewati sungai dibawahnya. menarik ya?
Senja di Jembatan Merdeka
Hidup ini sederhana, sesederhana Senja yang menjembatani antara siang dan malam Senja selalu menarik untuk diabadikan karena setiap hari senja tidaklah sama.
Dari Kebun Buah Mangunan, ketika kita melepas pandang ke arah bawah, terlihat sebuah jembatan kecil berwarna kuning membelah Sungai Oyo yang ketika itu sedang kondisi terindahnya, berwarna hijau cerah.
Jembatan Gantung Imogiri, begitu masyarakat sekitar biasa menyebutnya. Memiliki panjang sekitar 50-an meter, jembatan ini melintang di atas sungai yang mengalir melintasi perbukitan kawasan karst Pegunungan Sewu.
Dua utas kabel yang berukuran lumayan besar tersangkut pada keempat tiang pancang yang berada di kedua sisi, Desa Selopamioro dan Desa Sriharjo, menyangga dan memperkuat kekokohan jembatan ini. Bagian lantai jembatan terbuat dari papan kayu yang disusun berurutan, “Krek krek krekk”, begitu derak suara ketika kami melangkahkan kaki melewatinya.
Saya sedang bersabar menunggu giliran untuk menyeberang ketika mengambil foto ini.
Juga dikenal sebagai jembatan Memorial, melintasi sungai Chao phraya, Bangkok. Tur guide kita menjelaskan kalo ini jembatan pertama yang dibangun di Thailand, sejak tahun 1929.
Jembatan suramadu adalah jembatan yang menghubungkan antara pulau madura dengan surabaya, jembatan ini melintang diatas selat madura, dengan 2 tiang penyangga yang gagah berdiri. foto ini diambil dari hutan mangrove dekat dengan jembatan suramadu, tidak lengkap rasanya saat berkunjung ke surabaya tanpa mengunjungi jembatan penghubung pulau ini
Jembatan ini dapat kita temui di area Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Kota Bandung (Dago Pakar). Ia menjadi saksi saat sekumpulan air menjatuhkan diri (Curug Omas). Silakan nikmati sejuknya percikan di titian besar ini setelah berjalan 5 km dari Gua Belanda, tapi jangan lama-lama ya! karena sebuah tulisan memperingatkan kita untuk tidak berhenti di situ, hehe..
Jembatan ini terletak di PPLH Puntondo yang merupakan kawasan hijau sebagai pusat penelitian lingkungan hidup di sisi pantai teluk laikkang, Kabupaten Takalar. Sulawesi Selatan.
Jembatan yang terbuat dari kayu ulin ini saling menghubungkan bangunan-bangunan semi-tradisional yang ada di kawasan PPLH Puntondo. Salah satu tempat yang cocok untuk melepas penat.
Meniti jembatan akar di pesisir selatan
Penduduk setempat mengatakan, jembatan akar pohon ini dibangun pada 1890 oleh Pakih Sohan, seorang guru agama Islam setempat. Karena kekecewaan beliau yang dikarenakan anak didiknya tidak dapat menghadiri kelas agama Islam dan tilawah, karena Sungai Batang Bayan yang memisahkan dua desa. Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 10 meter, dan baru dapat digunakan pada tahun 1916. Dengan kata lain, proses merajut akar menjadi jembatan ini membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun.
Jembatan Nasional Suramadu (Surabaya-Madura) menjadi ikon kemajuan bangsa Indonesia di abad ke-21. Setelah hampir setengah abad,impian bangsa Indonesia untuk memiliki jembatan yang menyambungkan Pulau Jawa dan Madura akhirnya terwujud
Keterangan Foto:
Jembatan ini terletak di wilayah Tambangan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Di balik setiap jembatan tentu ada kisah menarik, disini adalah tentang penjaga jembatannya. Dari ‘retribusi’ sebesar Rp2.000,- yang ditagih kepada pengendara motor (Rp1.000,- untuk pejalan kaki) untuk sekali melintas inilah si Bapak Penjaga Jembatan membiayai hidupnya sehari-hari. Uang ini juga menjadi biaya perawatan jembatan yang hanya dibangun dengan “sesek” bambu yang rentan kerusakan. Ah, demi sesuap nasi harus siap siaga 24 jam menjaga jembatan!
An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.