“Papa, Aik mau ke pantai!” Ditodong seperti itu oleh anak pada Sabtu yang panas bikin kami gelagapan. Berharap anaknya kemudian lupa, nyatanya tidak juga, justru menagih lagi.
Kuala Lumpur tidak dekat dengan pantai, yang terdekat adalah kota kecil bernama Port Dickson, sekitar 100 km jaraknya. Port Dickson penuh dengan hotel yang menurut kami overpriced karena jadi

jujugan orang-orang KL untuk ber-weekend getaway.
Yang lebih dekat lagi adalah Morib dan Bagan Lalang – sekitar 1,5 jam perjalanan. Jaraknya tidak jauh, tapi harus melewati jalan non-tol yang cukup panjang.
Panas. Malas. Pengennya glundang-glundung di kamar saja, tepat di bawah kipas angin.
Akhirnya, Oliq bisa ditawar dengan pergi ke pantai di Putrajaya. Mana ada pantai di Putrajaya? Hihihi kota yang menjadi pusat pemerintahan Malaysia ini sebenarnya punya banyak tempat yang asyik dieksplor – bukan untuk wisatawan – tapi lebih bagi kami-kami yang memang tinggal di KL.

Di Putrajaya ada banyak taman-taman awam dengan danau-danau buatannya yang luas. Kelebihannya, hampir semuanya relatif sepi, bersih, rapi, nyaman, dan aman. Mau glundungan di taman boleh saja. Rasanya Cuma di Indonesia saja saya sering melihat tulisan “Dilarang Menginjak Rumput”. Rumput ditanam ya memang bat diinjak, diduduki, diboboki, kaleee!
Tinggal gelar tikar bawa rantang, beres deh.
Yang dimaksud dengan pantai di Putrajaya adalah sebuah taman di tepi danau buatan. Letaknya ada di sebelah Hotel Pullman Lakeside, tepat di belakang Pusat Olahraga Air Putrajaya. Nah, di sini ada rerumputan dengan pohon-pohon kelapa dan ada sebagian area yang diberi pasir putih layaknya di pantai. Ada juga bagian pinggir pasir yang berair dan diberi batas sehingga anak-anak bisa bermain air dengan aman.


Memang hanya pantai buatan, tapi cukup asyik untuk keluarga seperti kami. Anak-anak bisa bermain pasir, berlari-larian di rumput. Ada juga anak-anak yang membawa skuter, sepeda, rollerblade, karena memang ada tracknya. Ini adalah salah satu wisata ngirit a la kami karena masuk ke taman itu pun gratis.
Apa saja yang bisa dilihat? Kebanyakan yang datang adalah keluarga dengan anak-anak. Ada pula yang menjadikannya tempat berkumpul untuk ulang tahun. Tidak jarang juga kami melihat pasangan-pasangan yang melakukan foto prewedding. Memang tempatnya bagus kok.
Di danau sering ada yang sedang berolahraga, misalnya mendayung, berkano, berlayar. Banana boat juga disediakan namun tidak dapat diakses dari pantai ini, melainkan dari Dataran Gemilang.
Yang paling saya sukai dari taman-taman di KL dan sekitarnya adalah fasilitas yang memadai. Misalnya di “pantai” ini saja, yang ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan taman-taman lain di Putrajaya, ada toilet lengkap. Toilet perempuan – misalnya – memiliki 15 bilik, terhitung sangat banyak dibandingkan dengan ukuran taman yang kecil. Selain itu masih ada tempat ganti popok. Untuk surau, harus ke gedung belakang taman. Di sana ada kolam renang, surau, kafe kecil, dan vending machine.
Saya jadi berpikir, andai di Indonesia lebih banyak taman-taman seperti ini. Dan andai pengunjungnya juga mampu menjaga kebersihan taman sehingga keindahan taman tidak hanya bertahan sesaat, mungkin attitude kurang piknik makin berkurang.
Mungkin lho. Mungkin juga itu udah bawaan orok.

Yeay logonya baruuu 😀
LikeLike
siapa dulu yang bikinin
LikeLike
Blogger (yang ngakunya) ganteng dari Jombang ya?
LikeLike
cocok diadopsi buat bandung nih, yg rakyatnya pada minta dibuatin pantai buatan….
LikeLike
Dan semoga kalo ada rumput, rumput beneran ya biar ga bau kaki wekekr
LikeLike
Mba Olen, kalau baby dibawa ke taman begitu pake sunblock ga? Kalau iya, pakai sunblock apa?
Thanks
LikeLike
Ga laaaaah wakakakak. Eh tapi aku dulu pernah punya sunblock baby waktu oliq bayi. Aku dulu beli nivea baby ada kok. Tapi lupa beli di mana. Banana boat juga ada yg baby.
LikeLike
Owww. Oke Mba.Thanks infonya 😀
LikeLike
Nyaman banget tamane, Mbak…
LikeLike
apik mbak..
mencoba mbayangin ada pantai buatan di jogja.. tapi mau ditaruh dimana.. isinya bangunan tinggi semua, entah dimana masih ada ruang terbuka hijau.. 🙄
LikeLike
Hmmm sebenarnya kalo dibilang bangunan tinggi KL jauh lebih banyak wong huniannya vertikal. Semua apartemen. Tapi lha yo itu, nek di sini buanyak banget taman dgn danau buatan (ibaratnya koyo lembah UGM ngono) tapi kopen, bersih dan ga buat pacaran (ada tanda larangan) kebanyakan buat keluarga. Kayanya di sini mungkin tiap semacam kecamatan ada RTH yg lengkap pakai playground, jogging track dll. Pokokmen walau kebak dan modern tapi pohon ga kurang deh. Eh tapi jujur ya, Indonesia juga masih kalah jauh dibanding lets say vietnam yg taman kotanya juga banyak. Ngenes ya
LikeLike
Ini sih cukup main di pantai aja, tapi lupakan lautnya yaaa. Tapi menarik ya, mereka berusaha membuat taman yang membuat orang betah untuk menghabiskan waktu di sana bersama keluarga, bukan sekedar taman yang dipake orang-orang tertentu untuk ‘mojok’ 😀
LikeLike
Di sini emg jarang sih nemu yg pada mojok gitu. Biasanya ada papan larangan berlaku sumbang, minum2 dll. Ada satpam juga. Tapi jadi nyaman. Buat olahraga juga enak
LikeLiked by 1 person
Ooo “berlaku sumbang” itu artinya dilarang berbuat kurang senonoh ya mbak?
Pengen deh kalau taman-taman di Indonesia jadi kunjung-able gini.
LikeLike
Lagi galau, bulan Mei nanti ada transit satu malam, ke Putrajaya atau KL ya. Kemudian sedih karena KLIA transit ongkosnya mahal bener sekarang!
LikeLike
Wkwkwwkwk klo smpe putrajay doang murah
LikeLike
ih akuu baru tau ada pantai benerannya, biasanya cuma ke Mesjid Putra trus main yg di danau buatan itu kak,
aku sukaa ke PutraJaya soalnya rapih banget kotanya :3
LikeLike
Cuma sakuplik sih di pinggir danau. Putrajaya taman2nya enak emg
LikeLike