Seperti pada agenda dolan-dolan kami, setelah Singapore dan KL kota selanjutnya adalah Melaka. Dolan ke Melaka ini memang yang paling saya tunggu-tunggu, karena saya suka wisata sejarah alasannya karena kalau wisata belanja ra duwe duit, kere! Hehe. Rencana awal saya hanya akan kesana dengan si Udin, tapi karena jatuh pas weekend ya duo bokong gatel (trio ding wong sama Aik) akhirnya ikutan ke Melaka. Alhamdulillah ada tebengan.
Kami berangkat jumat sore setelah Mas Puput pulang kerja naik mobil. Nggak lupa sebelum masuk mobil saya minum dramamine dulu. Alhasil sepanjang perjalanan saya ngorok blas nggak bangun-bangun. Beneran ampuh! Seperti yang udah ditakutin, ternyata gara-gara itu weekend makanya jalanan macet, yang harusnya bisa ditempuh 2 jam kali itu sampe 4 jam.

Oh ya dalam dolan ke Melaka ini saya nginep di hostel Roof Top Guest House yang letaknya di jalan Kampung Pantai, sementara trio bokong gatel nginepnya di hotel-yang-bangunannya-nggak-medeni (gitu kata Aik). Sampai di Melaka sudah jam 11 malam, dan hostelnya udah tutup! -____-. Sebenernya bukan tutup sih cuma yang bisa masuk hanya yang punya keycard hostel tersebut. Untunglah setelah ditelpon dan dibangunkan mbak Olen, resepsionisnya mau bukain pintu. Hehe
Jadi saya kali ini tidur di dorm dengan 4 beds tapi bukan bunk bed. Seperti kamar dorm pada hostel umumnya, saya dapat fasilitas loker, gantungan baju, handuk, meja berlaci, dan colokan tentunya. Harga kamarnya per malam hanya RM25 saja, murah ya nggak nyampe Rp 100.000 lho.

Seperti yang sudah dijelaskan di HostelWorld, bahwa Roof Top ini adalah tipe hostel yang bergaya seperti rumah orang-orang Asia. Alas kaki nggak boleh dipakai di seluruh ruangan hostel, jadi kita kalau keliaran di dalam hostel harus nyeker. Sandal atau sepatu kita ditaruh di rak dekat pintu masuk hostel. Tapi untuk ke kamar mandi sudah tersedia sandal. Di dalam hostel juga tertempel banyak peraturan salah satunya adalah para tamu tidak boleh berpakaian yang tidak pantas untuk budaya orang Asia (seperti pakai bikini).

Setiap lantai tersedia 2 kamar mandi yang menjadi satu dengan toilet, kamar mandinya bersih karena tiap pagi ada yang membersihkan. Di lantai paling atas terdapat semacam kebun kecil dan juga tempat untuk mencuci baju kita.

Dengan harga segitu, hostel ini sangat recommended menurut saya. Selain bersih dan nyaman, privasi di hotel ini cukup terjamin karena setiap tamu dibeli 2 kunci yaitu kunci kamar dan kunci kartu untuk masuk di pintu depas hostel. Sehingga nggak sembarangan orang bisa masuk ke hostel. Selain itu, si Raymond resepsionisnya guanteng buanget. Sumpah ganteng banget deh nggak boong. Si Udin yang cowok aja sampai terkesima. hahaha

Dapur hostel juga cukup lengkap dengan adanya dispenser, kulkas, berbagai macam peralatan masak dan makan. Tapi memang di hostel ini nggak menyediakan sarapan. Buat saya sih nggak masalah, karena emang jarang sarapan.
Letak hostel juga strategis banget, dekat dengan kawasan pusat wisata. Saya seharian keliling hanya dengan berjalan kaki walaupun hostel ini sebenarnya menyewakan sepeda seharga RM10 untuk 24 jam. Tapi di daerah sini memang lebih banyak restoran Cina, jadi agak galau kalau cari makan. Untuk cari yang halal bisa jalan ke arah Dataran Pahlawan, banyak pilihan menarik di sana.
Hostel ini juga dekat dengan Jonker Street, saya aja sampai tiga bolak balik kesana, terlalu banyak jajanan yang pengen dicoba. Haha
*next time mau nginep di sini ah* demi mau lihat yg *uhuk* ganteng banget itu hahahahahah
LikeLike
Tapi lebih murah lagi mbak di Discovery Guesthouse. Saya cuma bayar 15RM awalnya. Tapi karna extend 2 hari lagi saya cuma bayar 12RM/hari dan dapat sarapan mbak (roti+coffee/tea). Tapi itu udah puasin banget. Malah saya gratis pakai sepedanya..
LikeLike