Rasanya kami masih ingin berlama-lama di Pink Beach. Namun, Sahabat Petualang sudah merencanakan untuk berburu matahari terbenam di Pantai Selong Belanak. Mengingat waktu yang sudah semakin sore, tim Terios 7 Wonders berusaha secepat mungkin sampai di pantai tersebut. Kali ini kami kembali melewati Desa Sade Rambitan dan meneruskan langkah hingga menjelang Pantai Kuta Lombok. Setelah belok kanan di perempatan Batujai, Daihatsu Terios kami arahkan lurus melewati Desa Bonder, Desa Mangkung, hingga akhirnya tiba di Desa Selong Belanak. Pantai Selong Belanak sendiri berada di samping Pantai Mawun, Lombok Selatan. Kalau Anda berniat wisata pantai Lombok Selatan, jangan lewatkan deretan Pantai Kuta, Mawun, dan Selong Belanak.

Sebenarnya pemandangan paling menarik adalah ketika dari perempatan Batujai hingga Pantai Selong Belanak. Meskipun jalanan menuju pantai, tapi kami harus melewati bukit-bukit sehingga jalanan menjadi naik turun dan berliku. Sayangnya, karena mengejar waktu sunset, kami tak punya waktu untuk berfoto-foto di bagian ini. Kalau Anda hendak ke Pantai Selong Belanak, pastikan Anda menyisakan waktu untuk berfoto-foto di jalan karena sangat luar biasa. Tim Terios 7 Wonders berpacu dengan waktu menembus jalan berliku. Meskipun terlihat dekat, ternyata pantai masih belum tampak juga. Sekali lagi, ketangguhan Terios dan kepiawaian para driver terbukti di jalan yang sangat menantang ini.
Setelah melalui perjalanan yang mendebarkan, akhirnya kami tiba di Pantai Selong Belanak saat sang surya sudah beristirahat di peraduannya. Meskipun agak kecewa, namun kami masih tetap menikmati kunjungan ini. Sesungguhnya pantai ini sangat cantik dengan ombak yang tenang di tengahnya. Namun, di sisi pinggir yang berdekatan dengan bukit karang, tampaknya ombak cukup tinggi. Tak heran, banyak peselancar atau surfer bermain-main di pantai ini. Sayangnya, kami datang ketika yang lain sudah pulang.

Akhirnya sore itu kami hanya memotret seadanya. Seperti biasa, Mumun tak tahan dan segera nyemplung dalam air. Sementara yang lain hanya memandangi cakrawala yang semakin gelap dan mencoba berburu sedapatnya. Cahaya yang tertinggal setidaknya masih bisa dikreasikan untuk menciptakan foto siluet. Kali ini Mumun dan Uci memilih menjadi model, bukan fotografer.

Kami tak berlama-lama di sini, karena memang tak ada lagi yang bisa dilihat. Akhirnya begitu langit benar-benar gelap, kami segera berkemas dan bersiap-siap kembali. Sialnya, tiba-tiba ada 2 Terios yang terjebak dalam pasir alias kepater. Untungnya, dengan sedikit manuver dan ketajaman insting sang driver, 2 mobil ini bisa lolos dari jebakan pasir. Saatnya Sahabat Petualang kembali ke Hotel Santika Mataram untuk mengumpulkan tenaga bagi esok hari yang panjang, menuju Desa Dompu di Pulau Sumbawa.

Horee foto loncatnya baguss! Makasih mas wartawan cek & ricek!
LikeLike
bayar kalo mau pake, mahal tuh…
LikeLike
Pantai terfavorit di lombok selain pantai tangsi nih XD enggak pernah bosen main ke Pantai Selong belanak 🙂
LikeLike
mantep2 semua tuh… tangsi, pink, selong belanak…
LikeLike
Keren Kang. Sekalian mohon ijin pinjam gambar untuk review perjalanannya ya Kang. masih banyak kang bekal dari hasil perjalanan kemarin Kang untuk ceritanya ? he… he… he…..
Salam,
LikeLike
boleh… msh banyak kok cerita2nya, blm semua ditulis di blog, kebanyakan bahan jadi bingung hehehe…
LikeLike
Terimakasih kang atas ijin nya, saya bantu ekplore juga deh versi review perjalanan. he,, he,,he,,,,
LikeLike
monggo kang…
LikeLike
19 Oktober lalu saya juga ke sini. Pagi hari. Banyak bule berselancar. Banyak warga lokal sedang memanggang sarden di tepiannya.
LikeLike
wah pagi hari pasti cantik bgt disini…
LikeLike
pernah denger pantai rowok gak pak?sebelah timurnya pantai selong belanak? bapak akan lebih terpana dengan suasana pantai yang sepi, tenang dan sangat menakjubkan..
LikeLike
wah belum pernah… kayaknya menarik tuh.. sebelah mana persisnya? moga2 bisa kesana kalo pas ke lombok…
LikeLike