Silahkan baca bagian satu untuk cerita selengkapnya.
Setelah puas cuci mata di Sim Lim Square, kami mampir makan dulu di basementnya. Untuk Anda yang muslim, perhatikan kehalalan makanan yang dijual. Setelah melihat-lihat, akhirnya saya memesan semangkok Tom Yam Gung seharga 5 dollar, termasuk nasi. Ternyata Tom Yam ini sangat enak, gurih dan asamnya sangat pas. Sebagai penggemar masakan Thailand terutama Tom Yam, saya sangat merekomendasi Anda untuk mencicipi Tom Yam di sini. Dari pengalaman saya, cukup sulit menemukan Tom Yam yang benar-benar pas di Indonesia.

Puas makan siang, kami berjalan menuju Little India untuk menunaikan Sholat Jumat. Kami menuju Masjid Abdul Gafoor yang dibangun oleh seorang perantauan India muslim. Masjidnya sendiri memiliki arsitektur cukup cantik, dengan dominasi warna hijau dan kuning. Khutbah Jumat disampaikan dalam Bahasa Hindi, jadi saya hanya melongo saja. Yang unik adalah setelah Sholat Jumat ada pembagian makanan gratis. Sepertinya jamaah sudah hapal sehingga begitu sholat usai mereka langsung mengantri dengan tertib menunggu jatah makan siang gratis berupa nasi dan kari. Oya, ada juga pengemis yang bergerombol di pintu keluar, tak jauh beda dengan kebanyakan mesjid di Indonesia.

Dari Masjid Abdul Gafoor, kami berjalan menuju Mustafa Center. Sebagai informasi tambahan, daerah Little India, termasuk sekitar Masjid Abdul Gafoor, adalah wilayah hotel-hotel backpacker. Jadi kalau Anda mau cari penginapan murah, bisa datang ke sini atau di sekitar China Town. Tapi di Little India lebih mudah mencari makanan halal dibanding daerah China Town. Mustafa Center bisa ditempuh selama 20 menit jalan kaki dari Masjid Abdul Gafoor. Di sini bisa dibilang pusat toserba karena kita bisa menemukan mulai dari kebutuhan sehari-hari, makanan, aksesoris, buku, elektronik, emas dan perhiasan, hingga oleh-oleh. Harganya cukup bersaing. Jadi tempat ini cocok untuk Anda yang tak punya banyak waktu untuk berbelanja kemana-mana karena semua bisa didapatkan di satu tempat.
Puas di Mustafa Center, kami menuju Orchard Road dengan MRT. Setelah turun di stasiun MRT Orchard Road, kami agak bingung karena kami langsung memasuki mall begitu keluar pintu MRT. Ternyata memang stasiun MRT terletak persis dibawah mall ION Orchard yang sangat besar. Di sini kami hanya foto-foto dengan tulisan Orchard, karena jelas kami harus patungan gaji kami beberapa bulan hanya untuk membeli sebuah tas Louis Vuitton.

Puas foto-foto, kami langsung menuju Merlion Park tempat patung singa legendaris yang menjadi simbol Singapura. Kami menuju stasiun MRT terdekat, yaitu Raffles Place. Begitu keluar dari stasiun MRT, kami menyusuri Singapore River dan berfoto-foto dengan jembatan tertua yaitu Cavenagh Bridge. Selain jembatan ini, bangunan bekas kantor pos yang berubah menjadi hotel, yaitu Fullerton, menjadi obyek favorit lainnya. Setelah puas berfoto-foto, kami langsung menuju Merlion Park yang terletak di depan One Fullerton. Kegiatan wajib di sini jelas berfoto dengan latar belakang patung Singa yang menyemburkan air. Dari sini terlihat jelas hotel Marina Bay Sands yang berupa tiga gedung dengan bangunan kapal di atasnya. Asap yang menyelimuti Singapura tidak menghalangi turis-turis untuk berfoto-foto di kawasan ini.

Setelah berfoto dengan patung singa yang artinya sah perjalanan ke Singapura, akhirnya kami kembali ke Harbour Front pada pukul 6 sore. Di sini kami harus membeli tiket dulu dengan menukarkan lembaran bukti pemesanan tiket yang dibeli di Batam. Setelah selesai urusan tiket, beberapa kawan akhirnya menghabiskan sisa dollar Singapore dengan berbelanja oleh-oleh di sebuah toko di Harbour Front. Rupanya toko ini memang menjadi favorit para pengunjung karena koleksinya yang lengkap dan harganya murah, tak jauh beda dengan harga di Bugis.

Oya, trip kali ini kami jelas tidak ke Pulau Sentosa naik kereta gantung alias cable car, karena selain mahal, asap pekat juga sedang menyelimuti Singapore sehingga percuma naik kereta gantung. Perjalanan kali ini saya hanya menghabiskan Rp 136.000 dan SGD 21 untuk ferry, SGD 10 untuk MRT, dan SGD 7 untuk makan dan minum, jadi total kira-kira hanya habis Rp 440.000. Cukup irit bukan? Lengkaplah sudah perjalanan kami diiringi senyum gembira kawan saya yang baru pertama kali ke Singapura.
Salam. Inspiratif banget bang. Minta ijin share ya
LikeLike
Silahkan…
LikeLike
Hhuuuuuaaaaaa….. Kpn aku sampe sana ya???? T-T
LikeLike
didoain semoga cepet sampai sana 🙂
LikeLike
Mas, menyusuri Singapore River harus pake boat atau bisa jalan kaki? Kalo jalan kaki berapa menit? Terus Clark Quay ke Merlion Park deket gak? Makasih jawabannya. Maaf banyak nanya ._.v
LikeLike
Mas, susur sungainya pake boat apa bisa jalan kaki? Kalo jalan kaki berapa menit? Clark Quay ke Merlion Park deket gak?
Makasih tanggapannya, mas. Maaf banyak tanya.
LikeLike
Bisa jalan kaki aja kok, apalagi kalo mau ngirit. Lumayan juga kalo jalan kaki dari Clark Quay ke Merlion Park, ada sekitar 1 km lebih, tapi sambil nyusuri sungai enak juga kok…
LikeLike
Seru sekali,,pengen ikutttttttt
LikeLike
Sehari habis 400ribuan, hampir sama kayak aku jalan2 ke spore oktober 2012 lalu juga sehari berangkat dari batam center.
LikeLike
kalo skarang kayaknya lebih, soalnya rupiah lagi melemah…
LikeLike
Mas mau tanya, kalo di Sing itu toiletnya gmn? Free atau byr? Thanks
*penasaran gr2 abis baca postingan ttg toilet 😀
LikeLike
Kalo di Sing bersih2 dan gratis.. kayanya blm pernah nemu yg bayar..
LikeLike
Mas, kalau ferry dari harbourfront spore ke batam ada bayar pajak gak ya? Kira2 berapa SGD ya kalau 1 arah gitu? Makasi mas.
LikeLike
Seingetku bayar pajak pelabuhan, tapi udah masuk di harga tiket… coba liat tulisanku, aku tulis harga dari Spore ke Batam…
LikeLike
Mas. Kalo dari Bugis ke Harbourfront efektifnya naik apa ya?
LikeLike
pastinya naik MRT… tinggal liat di mesin tiket, masukin tujuan, nanti keluar rute dan harga tiketnya…
LikeLike
nemu blog ini, buat bekal wisata irit ke singa hehe,, kalo abis lebaran tahun ini, bisa irit gk mas ya ?
thanks mas infonya ya..
LikeLike
wah tergantung mau kemana aja perginya hehehe…
LikeLike
Tanya, kalo naik becaknya berapa ya…harga pas / tawar menawar ? dari Litle India ke Mustafa Centre, soalnya sama anak kecil di bawah 10 Th, tak gendong kita capek, tak jalan anak capek ? trims
LikeLike
wah gak tahu persisnya, biasanya tawar-menawar kok…
LikeLike
Keren,.. Bisa jd referensi klw sempat jln2 ke singa ala backpacker 🙂
LikeLike
Tau gak, kalo dari airport ke pelabuhan utk nyebrang ke Batam, kira2 jauh ndak ya? Enaknya naik apa?
LikeLike
agak jauh.. plg gampang naik taksi, sekarang tarifnya udah pas kok, jadi gak akan diperes alias dithuthuk…
LikeLike
mas, dari bugis ke little india bisa dengan jalan kaki aja atau naik mrt?
LikeLike
bisa jalan kaki aja..
LikeLike
Maz klo dr pelabuhan batam mo lngsung ke marlin park naik MRT aja y maz?kira2 brp ongkos ny y? Hehehe mo coba wisata irit cuma pngen foto di patung singa aja 🙂
LikeLike
iya naek MRT aja.. wah gak apal kalo ongkosnya, tapi murah aja kok…
LikeLike
enak ya liburan ke singapore
kapan ya bisa kesana…
LikeLike
keren menu blog ini ntar bisa nyelem cari pengalaman
LikeLike
Nice share nich!Kebetulan sy skrg lg diBatam u/1mgg diklat dr Pusat.Lg diBatam,tp diklat dr Senin-Sabtu kynya bakal fullday.Kpn yach bisa nyebrang..??? (>_<)
LikeLike
kapan-kapan 😛
LikeLike
tulisannya bermanfaat. Saya akan ke Singapura tapi dari Malaysia KL..
LikeLike
Tanya, klo skrg ke singapura tiket verry mahal ga??? Kurs singapura itu brp??? Dari pelabuhan lgsg mw foto di patung Lion naik apa??? MRT itu apa???? Mksh
LikeLike
Ini tanya apa marah2 ya, kenapa tanda bacanya banyak sekali? Feri dari Batam sekitar 180 ribu. MRT= Mass Rapid Transit. Kereta cepat massal. Naik MRT.
LikeLike
Walau brkt dr batam, jg ttp pake pasport, tp kl punya anak umur 5thnan, kasian jg ya srh travel backpackeran or ngirit takut cape jln or desekan berdiri ga y naik mrt gt. Tk
LikeLike
Hhrus pakai paspor. 5 tahun kan udah gede ya. Anak2 saya udah biasa ikut backpacker sejak bayi. Lagian kalau ada anak kecil bisa duduk di kursi prioritas
LikeLike