Saya sudah sering sekali menulis tentang pasar-pasar yang saya kunjungi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Bagi saya, pasar adalah tempat yang paling tepat untuk mengenal budaya setempat serta lokasi yang paling cocok untuk mengamati interaksi penduduk lokal.
Setiap kali pergi ke negara tertentu, saya usahakan untuk mengunjungi paling tidak salah satu pasarnya. Ada beberapa keuntungan melakukan wisata pasar, antara lain yang sudah saya sebutkan di atas, untuk wisata kuliner, serta sekaligus belanja oleh-oleh – yang terakhir ini sangat tergantung kocek, harap maklum cuma traveler kere.
Di bawah ini rangkuman pasar-pasar yang menurut saya menarik – beberapa pasar sudah ada tulisan yang lebih mendetail dalam blog ini:
Pasar ikan terbesar di dunia ini berada di Tokyo Jepang. Tidak seperti pasar ikan lain yang berbau amis dan jorok, pasar ini bersih dan tidak berbau. Setap kali pasar tutup, selalu ada pembersihan besar-besaran, dengan lokasi lapak disiram air menggunakan truk tangki. Yang paling menarik di sini adalah pelelangan tuna, sayangnya sekarang acara ini ditutup bagi wisatawan demi menjaga higienitas ikan-ikan tersebut. Yang paling menyenangkan di sini adalah makan ikan bakar segar yang sangat lezat.
2. Pasar Tomohon (Manado)
Salah satu pasar terunik yang pernah saya kunjungi ini berada di Kabupaten Minahasa. Sebenarnya Pasar Beriman Tomohon ini pasar biasa saja, menjual berbagai kebutuhan sehari-hari penduduk setempat. Namun, banyak barang dagangan di sini yang tidak umum dijual di pasar lain, misalnya babi, anjing bakar, kucing bakar, tikus bakar, dan sebagainya yang menjadi konsumsi penduduk lokal.

3. Victoria Market (Melbourne)
Pasarnya sih biasa saja, tapi bersih, dan cocok untuk membeli oleh-oleh. Jam buka tutup pasar berbeda-beda setiap hari. Yang paling unik di sini adalah karena banyak penjualnya orang Indonesia, banyak dari mereka adalah mahasiswa dari Indonesia atau istri/suaminya. Jadi, lumayanlah, lidah nggak pegel kalau mau nawar. Kalau dapat pedagang dari Indonesia harga bisa lebih murah. Untuk obral kaos suvenir, tiap hari Jumat, 10 dolar dapat 3.

4. Psar Russie (Phnom Penh)
Perjalanan sehari mengelilingi ibukota Kamboja menggunakan tuktuk pasti akan ditutup dengan kunjungan ke Pasar Rusia ini. Barang dagangan yang dijual hampir sama dengan barang-barang di Bangkok, atau di Pasar Ben Thanh (Ho Chi Minh City) dan Hang Da (Hanoi). Daripada pasar-pasar di Vietnam saya lebih suka Psar Russie karena jauh lebih mudah ditawar.
5. Pasar Kue Subuh Blok M (Jakarta)
Pasar yang ada tiap hari ini buka pada dini hari hingga sekitar pukul 7. Uniknya sebagian besar dagangan yang dijual adalah kue basah, mulai dari yang tradisional (klepon, mata kebo, dsb) hingga yang modern seperti kue tart, rainbow cake dan sebagainya. Ada juga lapak gudeg dan ayam goreng Kalasan yang selalu ramai pengunjung.

6. Ballad (Jeddah)
Yang pernah naik haji atau umroh pasti pernah ke Ballad. Tempat ini biasanya dijadikan tempat terakhir yang dikunjungi sebelum menuju ke bandara untuk kembali ke Tanah Air. Kebanyakan berjualan oleh-oleh seperti kurma, parfum, jam tangan. Walau sama sekali tidak membeli apa-apa di sini, menurut saya yang paling unik adalah karena banyak toko yang menggunakan bahasa Indonesia, misalnya Toko Ali Murah, Toko Gani Murah. Di etalase toko pun sering tertulis kata-kata seperti “wilujeng sumping” yang menandakan bahwa pembeli potensial mereka berasal dari Indonesia.

Sekian untuk sementara, akan saya sambung lain waktu karena – sementara Puput adalah penggemar menara dan jembatan – saya adalah penggemar pasar. Pasangan yang cocok bukan? Seri jembatan dan masjid akan segera menyusul. Untuk menara dapat dilihat di sini, untuk hotel unik dapat dilihat di sini.
enak nih wisata kuliner 🙂 wew anjing panggangnya bikin greget
LikeLike